FF SHINee
Title : Strawberry Pure Love (part 4)
Author : Yoshi Nathania
Cast : Shin Min ji, Lee Taemin, Choi Minho
Genre : Romance
POV : Shin Min Ji POV
Aku menarik nafasku panjang, berusaha mencerna setiap perkataan yang barusan ku dengar dari namja di hadapanku ini. Choi Minho, dia namja yang telah menjelaskan semua kejadian ini padaku. Kepalaku masih terasa panas berusaha memahami setiap perkataan dari Minho tadi. Dia telah menjelaskan semuanya padaku mulai dari awal sampai kenapa ia bisa berada di sini.
Aku merasa ditipu oleh sahabatku sendiri. Sahabat yang aku kenal dan percayai, ternyata malah menipuku dan membuatku merasa dijebak. Lee Taemin! Namja yang benar-benar sangat ingin kutemui saat ini untuk ku tanyai berbagai macam pertanyaan di dalam otakku ini.
“Taemin lah yang merencanakan pertemuan kita hari ini di sini, Min Ji-ah. Dia berusaha mendekatkan hubungan kita dengan cara ini. Dia sengaja meminjam mobilku untuk mengantarmu kemari, dia juga sengaja merencanakan agar kita bisa berada di restaurant ini saat ini. Jujur.. aku sangat berterima kasih padanya. Tapi, kurasa kau tidak menyukai hal ini. Mianhe Min Ji-ah”
Kalimat itu masih terngiang di kepalaku. Kalimat yang terucap dari bibir Minho itu, benar-benar mampu membuat hatiku sakit. Tak ku kira, Taemin yang ku kenal bisa seperti ini. Dia melakukan semua ini di luar sepengetahuanku, dia bahkan tidak bertanya apa-apa padaku. Apa sih yang ada dalam pikirannya, sampai-sampai dia bisa berbuat hal semacam ini?
“mianhe Min Ji-ah. apakah kau masih marah padaku?” kata-kata minho itu membuyarkan lamunanku.
“annieyo. Aku tidak marah, tapi aku kecewa pada kalian berdua. Aku benar-benar tidak bisa memahami kalian, para namja.” Kataku dengan sejujurnya.
“jeongmal mianhe Min Ji-ah. Ini semua salahku. Kalau saja saat itu aku tidak bilang pada Taemin kalau aku benar-benar menyukaimu, dia pasti tidak akan melakukan semua hal ini. Jeongmal mianhe Min Ji-ah. Kau jangan marah pada Taemin ya, aku tidak ingin kalian bertengkar gara-gara masalah ini. Aku mohon Min Ji-ah” katanya padaku dengan raut wajah memohon dan dengan raut yang merasa bersalah.
“tenang saja Minho-ah, aku tidak akan bisa marah pada Taemin. Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan hatiku saat ini. kau tenanglah, aku tidak akan marah” kataku meyakinkannya dengan mengembangkan senyumku.
Minho tidak menjawab perkataanku. Kurasa dia bisa mengerti perasaan dan pikiranku yang sedang kalut saat ini.
“ah, Minho-ah, kalau begitu sekarang Taemin berada di mana?” tanyaku pada Minho. Aku juga mencemaskan Taemin, walaupun dia telah membuatku merasa sangat bodoh karna sudah terjebak dalam hal semacam ini.
“aku tak tau Min Ji-ah. Mungkin saja dia masih berada di taman bermain ini, tapi, bisa saja dia sudah pulang. Kalau begitu, lihat saja mobil yang tadi kalian naiki bersama, apakah masih ada di tempat parkir atau sudah menghilang. Kalau masih ada, dia pasti masih di taman bermain ini.” kata Minho kepadaku. Sebenarnya aku benar-benar ingin mencari Taemin saat ini. aku benar-benar khawatir tentangnya. Apalagi, tadi dia sempat berada dalam mood yang tidak baik. Tapi, kalau aku pergi mencari Taemin, maka aku harus meninggalkan Minho di sini sendirian dan melukai hatinya lagi untuk yang kedua kalinya. Aku benar-benar tidak sanggup melakukan hal itu. Aku tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, karna aku juga tidak ingin ada orang yang menyakiti perasaanku.
“pergilah Min Ji-ah! carilah dia cepat! Aku tau kau mengkhawatirkan dia. Sudahlah, carilah dia. Jangan mencemaskan aku, aku tidak akan kenapa-kenapa kok. Jangan ragu untuk mencarinya!” ujar Minho menyemangatiku.
Tak kujawab apa yang Minho katakana padaku. Aku masih sedikit ragu. Tapi berkat semangat dari Minho itu, rasa raguku sedikit teratasi. Aku bangkit berdiri dari kursiku dan beranjak meninggalkan meja itu. Tapi, sejenak kakiku tertahan.
“Gomawo Minho-ah, karna kau telah banyak membantuku dan mau mengerti aku, walaupun aku telah menyakitimu. Kau pasti akan temukan yeoja yang lebih baik dibandingkan aku. Apa lagi kau namja yang tampan. Jeongmal mianhe aku harus meninggalkanmu sendirian di sini.” Kataku sambil menundukkan kepalaku dan beranjak pergi dari tempat itu, meninggalkan seorang namja bernama Choi Minho dengan segelas jus strawberry yang telah ku minum setengahnya.
Aku berlari dengan sekuat tenagaku mencari sosok Taemin di taman bermain ini. Tak kupedulikan lagi dandananku yang pasti telah berantakan akibat aku berlari. Kucari di segala arah, tapi masih belum kutemukan sosok Taemin yang ku kenal. Aku khawatir padanya. Aku tak tau harus kemana lagi mencarinya. Ku hentikan langkah kakiku, saat ku lihat sosok yang ku kenal sedang duduk sendiri di bangku bawah pohon itu.
“Taemin-ah!” seruku tepat di belakangnya.
“omo! Min Ji-ah? kenapa kau berada di sini? Bukankah kau seharusnya berada di restaurant itu?” katanya padaku.
“ya! Lee Taemin! Apa kau sudah gila, hah? Beraninya kau menipuku? Meninggalkanku sendiri di restaurant itu bersama dengan Minho dan merencanakan semua ini di luar sepengetahuanku? Beraninya kau!” kataku mengeluarkan semua uneg-unegku padanya.
“mianhe Min Ji-ah. Tapi, kau tenanglah dulu. Jangan emosi seperti ini! biar aku jelaskan semuanya padamu.” Kata Taemin sambil menyuruhku duduk di bangku itu. Aku hanya diam dan menuruti apa yang dia suruh.
“aku tak tau harus mulai cerita dari mana. Tapi, dulu Minho pernah bercerita padaku kalau dia benar-benar mencintaimu, dia sangat tulus saat mengatakan hal itu. Aku dapat melihat ketulusannya itu dari pandangan matanya. Aku tau kalau aku bersalah padamu Min Ji-ah. Aku tidak menceritakan hal ini padamu dan malah merencanakan pertemuan ini. Aku bahkan tidak sampai berpikir kalau akhirnya akan seperti ini. Jeongmal mianhe.” Kata Taemin sambil menunduk. Aku rasa dia benar-benar merasa bersalah padaku, sampai-sampai dia tak berani menatapku.
“andwae! Kau tau Taemin-ah, kau membuatku kecewa, sedih dan bingung. Apa kau pernah bertanya padaku apa aku suka dan cinta pada Minho? Tidak kan! Kau tak pernah bertanya padaku. Tapi, kau malah merencanakan semua ini. Taemin-ah! aku.. aku…. Saranghae Taemin-ah!” aku mengatakannya. Akhirnya aku mengatakannya juga! Jantungku berdegup sangat kencang. Aku benar-benar takut akan jawaban atau perkataan yang keluar dari mulut Taemin.
Taemin mengangkat wajahnya dan akhirnya menoleh padaku. Ia terlihat sangat kaget dan shock. Apakah pernyataanku itu membuatnya marah? Aku benar-benar kehilangan akal sehatku ini.
“aku tak peduli lagi. Aku tak peduli kalau kau akan marah padaku. Mian kalau mungkin aku membuatmu marah. Tapi, aku sudah tak tahan lagi! Aku tak tahan lagi memendam perasaanku padamu ini. Aku tak ta…” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, taemin sudah menarikku dalam pelukannya. Pipiku terasa panas, pasti wajahku sudah merah merona karna malu. Aku bisa merasakan hangat pelukannya. Samar-samar aku bisa mendengar suara detak jantungnya, cukup cepat.
“na do.. saranghae Min Ji-ah.. Mianhe, aku tidak mengerti perasaanmu. Jeongmal Mianhe.” Glekk! Jantungku makin berdegup kencang. Wajahku juga pasti sangat merah saat ini. Taemin bilang apa tadi? Aku benar-benar tak percaya. Taemin semakin mengeratkan pelukkannya. Aku merasa hangat dalam pelukkannya ini. aku juga bisa merasakan ketulusan dan kelembutannya. Pelan-pelan dia melepaskan pelukannya ini, walaupun sebenarnya aku tidak ingin melepaskannya.
“Mianhe Min Ji-ah. Aku terlalu takut untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Mianhe karna aku tidak memikirkan perasaanmu. Mianhe, aku benar-benar tidak tau kalau kau memiliki perasaan terhadapku. Jeongmal mianhe” katanya sambil menundukkan kepalanya, tak berani menatap mataku.
“gwenchana Taemin-ah. Aku mengerti apa yang kau rasakan. Karna, aku juga merasakan hal yang sama. Na do mianhe.” Kataku sambil memegang pipinya dan mengangkat wajahnya agar dapat melihatku.
Kini kami berdua saling bertatapan. Jantungku semakin berdegup kencang. Belum pernah aku mengalami hal semacam ini sebelumnya. Aku benar-benar tidak ada pengalaman sama sekali.
“saranghae Min Ji-ah. Maukah kau menjadi yeojachinguku?” kata Taemin akhirnya. Kalimat itu keluar dari mulutnya sendiri. Kalimat yang benar-benar aku ingin dengar dari Taemin sendiri. Dan kini dia mengatakannya, tepat di hadapanku sambil menatap kedua mataku lembut. Aku tak sanggup menahan air mataku. Air mata haru dan bahagia ini menetes begitu saja dari mataku. Aku tidak menjawab apa-apa, tapi aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban atas pertanyaannya itu.
Aku melihat Taemin tak berkata apa-apa juga, tapi ia tersenyum. Senyum manis yang sangat ingin kulihat.
Taemin kembali menarikku dalam pelukannya. Aku membalas pelukan itu. Aku benar-benar bahagia hari ini.
“jeongmal saranghae Min Ji-ah” kata Taemin sambil mencium puncak kepalaku.
“na do saranghae Taemin-ah” kataku dalam pelukkannya.
“ah, Minho-ah!” teriakku seketika aku melihat sosok Minho yang tadi kutinggalkan sendiri di restaurant. Aku melepaskan pelukan taemin dan menarik tangannya agar menuju ke tempat Minho sedang berdiri sekarang. Pasti dia melihat seluruh kejadianku dan Taemin tadi. Aku benar-benar tak enak hati padanya. Aku benar-benar jahat karna telah melukai hati namja sebaik Minho.
“Minho-ah, jeongmal mianhe” kataku sambil membungkukkan badanku. Aku benar-benar merasa bersalah padanya.
“na do, mianhe Minho-ah” kata Taemin di sebelahku, ia juga membungkukkan badannya pada Minho.
“aigoo! Apa yang kalian berdua lakukan! Tak perlu seperti ini. aigo aigo! Aku cukup bahagia kok, walaupun ada sedikit rasa sakit di hatiku. Aku sangat bahagia, kalau kalian berdua bisa bahagia karna diriku.” Kata Minho sambil mengembangkan senyumnya dan menyuruh Taemin dan aku untuk tidak membungkuk lagi. Walaupun ia menunjukkan senyumnya itu padaku, tapi aku masih merasa tak enak hati padanya.
“jinjja Minho-ah? Mianhe kalau akhirnya akan seperti ini. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu.” Kata Taemin kepada Minho.
“tak usah terlalu kau pikirkan Taemin-ah. Aku sudah tau sejak awal kalau kau mencintai Min Ji. Saat mengantar Min Ji kemari, kau pasti sangat sedih dan kecewa. Dan aku yakin, hal itu menghancurkan mood mu tadi. Benar kan Taemin-ah? Cintamu pada Min ji itu sangat tulus dan murni. Aku yakin, kau orang yang paling cocok dengannya. Jadi, jagalah Min Ji dengan baik! Arra?” Kata Minho pada Taemin. Jadi, Taemin tidak mood tadi itu bukan karena eommanya memarahinya, tapi karna hal ini?
Aku menoleh pada Taemin. Dia tidak menjawab perkataan Minho itu, tapi dia hanya tersenyum dan tertawa kecil. Senyum dan tawa kecil itu sudah menjadi jawaban kalau hal yang dikatakan Minho itu benar.
“ne! arraseo! Baiklah, sekarang aku traktir kalian semua jus strawberry di sana! Kajja!” kata Taemin sambil merangkulku dengan tangan kanannya dan menarik tangan Minho dengan tangan kirinya menuju sebuah kedai jus yang tak jauh dari tempat kami berdiri.
Ternyata seperti ini rasanya cinta. Asam dan manis membaur bersama dalam suka duka perjalanan cinta, seperti rasa strawberry yang membekas di lidah. Cinta yang tulus dari Taemin akan kujaga selalu menemani hari-hariku. Saranghae Lee Taemin.
-the end-
Title : Strawberry Pure Love (part 4)
Author : Yoshi Nathania
Cast : Shin Min ji, Lee Taemin, Choi Minho
Genre : Romance
POV : Shin Min Ji POV
Aku menarik nafasku panjang, berusaha mencerna setiap perkataan yang barusan ku dengar dari namja di hadapanku ini. Choi Minho, dia namja yang telah menjelaskan semua kejadian ini padaku. Kepalaku masih terasa panas berusaha memahami setiap perkataan dari Minho tadi. Dia telah menjelaskan semuanya padaku mulai dari awal sampai kenapa ia bisa berada di sini.
Aku merasa ditipu oleh sahabatku sendiri. Sahabat yang aku kenal dan percayai, ternyata malah menipuku dan membuatku merasa dijebak. Lee Taemin! Namja yang benar-benar sangat ingin kutemui saat ini untuk ku tanyai berbagai macam pertanyaan di dalam otakku ini.
“Taemin lah yang merencanakan pertemuan kita hari ini di sini, Min Ji-ah. Dia berusaha mendekatkan hubungan kita dengan cara ini. Dia sengaja meminjam mobilku untuk mengantarmu kemari, dia juga sengaja merencanakan agar kita bisa berada di restaurant ini saat ini. Jujur.. aku sangat berterima kasih padanya. Tapi, kurasa kau tidak menyukai hal ini. Mianhe Min Ji-ah”
Kalimat itu masih terngiang di kepalaku. Kalimat yang terucap dari bibir Minho itu, benar-benar mampu membuat hatiku sakit. Tak ku kira, Taemin yang ku kenal bisa seperti ini. Dia melakukan semua ini di luar sepengetahuanku, dia bahkan tidak bertanya apa-apa padaku. Apa sih yang ada dalam pikirannya, sampai-sampai dia bisa berbuat hal semacam ini?
“mianhe Min Ji-ah. apakah kau masih marah padaku?” kata-kata minho itu membuyarkan lamunanku.
“annieyo. Aku tidak marah, tapi aku kecewa pada kalian berdua. Aku benar-benar tidak bisa memahami kalian, para namja.” Kataku dengan sejujurnya.
“jeongmal mianhe Min Ji-ah. Ini semua salahku. Kalau saja saat itu aku tidak bilang pada Taemin kalau aku benar-benar menyukaimu, dia pasti tidak akan melakukan semua hal ini. Jeongmal mianhe Min Ji-ah. Kau jangan marah pada Taemin ya, aku tidak ingin kalian bertengkar gara-gara masalah ini. Aku mohon Min Ji-ah” katanya padaku dengan raut wajah memohon dan dengan raut yang merasa bersalah.
“tenang saja Minho-ah, aku tidak akan bisa marah pada Taemin. Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan hatiku saat ini. kau tenanglah, aku tidak akan marah” kataku meyakinkannya dengan mengembangkan senyumku.
Minho tidak menjawab perkataanku. Kurasa dia bisa mengerti perasaan dan pikiranku yang sedang kalut saat ini.
“ah, Minho-ah, kalau begitu sekarang Taemin berada di mana?” tanyaku pada Minho. Aku juga mencemaskan Taemin, walaupun dia telah membuatku merasa sangat bodoh karna sudah terjebak dalam hal semacam ini.
“aku tak tau Min Ji-ah. Mungkin saja dia masih berada di taman bermain ini, tapi, bisa saja dia sudah pulang. Kalau begitu, lihat saja mobil yang tadi kalian naiki bersama, apakah masih ada di tempat parkir atau sudah menghilang. Kalau masih ada, dia pasti masih di taman bermain ini.” kata Minho kepadaku. Sebenarnya aku benar-benar ingin mencari Taemin saat ini. aku benar-benar khawatir tentangnya. Apalagi, tadi dia sempat berada dalam mood yang tidak baik. Tapi, kalau aku pergi mencari Taemin, maka aku harus meninggalkan Minho di sini sendirian dan melukai hatinya lagi untuk yang kedua kalinya. Aku benar-benar tidak sanggup melakukan hal itu. Aku tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, karna aku juga tidak ingin ada orang yang menyakiti perasaanku.
“pergilah Min Ji-ah! carilah dia cepat! Aku tau kau mengkhawatirkan dia. Sudahlah, carilah dia. Jangan mencemaskan aku, aku tidak akan kenapa-kenapa kok. Jangan ragu untuk mencarinya!” ujar Minho menyemangatiku.
Tak kujawab apa yang Minho katakana padaku. Aku masih sedikit ragu. Tapi berkat semangat dari Minho itu, rasa raguku sedikit teratasi. Aku bangkit berdiri dari kursiku dan beranjak meninggalkan meja itu. Tapi, sejenak kakiku tertahan.
“Gomawo Minho-ah, karna kau telah banyak membantuku dan mau mengerti aku, walaupun aku telah menyakitimu. Kau pasti akan temukan yeoja yang lebih baik dibandingkan aku. Apa lagi kau namja yang tampan. Jeongmal mianhe aku harus meninggalkanmu sendirian di sini.” Kataku sambil menundukkan kepalaku dan beranjak pergi dari tempat itu, meninggalkan seorang namja bernama Choi Minho dengan segelas jus strawberry yang telah ku minum setengahnya.
Aku berlari dengan sekuat tenagaku mencari sosok Taemin di taman bermain ini. Tak kupedulikan lagi dandananku yang pasti telah berantakan akibat aku berlari. Kucari di segala arah, tapi masih belum kutemukan sosok Taemin yang ku kenal. Aku khawatir padanya. Aku tak tau harus kemana lagi mencarinya. Ku hentikan langkah kakiku, saat ku lihat sosok yang ku kenal sedang duduk sendiri di bangku bawah pohon itu.
“Taemin-ah!” seruku tepat di belakangnya.
“omo! Min Ji-ah? kenapa kau berada di sini? Bukankah kau seharusnya berada di restaurant itu?” katanya padaku.
“ya! Lee Taemin! Apa kau sudah gila, hah? Beraninya kau menipuku? Meninggalkanku sendiri di restaurant itu bersama dengan Minho dan merencanakan semua ini di luar sepengetahuanku? Beraninya kau!” kataku mengeluarkan semua uneg-unegku padanya.
“mianhe Min Ji-ah. Tapi, kau tenanglah dulu. Jangan emosi seperti ini! biar aku jelaskan semuanya padamu.” Kata Taemin sambil menyuruhku duduk di bangku itu. Aku hanya diam dan menuruti apa yang dia suruh.
“aku tak tau harus mulai cerita dari mana. Tapi, dulu Minho pernah bercerita padaku kalau dia benar-benar mencintaimu, dia sangat tulus saat mengatakan hal itu. Aku dapat melihat ketulusannya itu dari pandangan matanya. Aku tau kalau aku bersalah padamu Min Ji-ah. Aku tidak menceritakan hal ini padamu dan malah merencanakan pertemuan ini. Aku bahkan tidak sampai berpikir kalau akhirnya akan seperti ini. Jeongmal mianhe.” Kata Taemin sambil menunduk. Aku rasa dia benar-benar merasa bersalah padaku, sampai-sampai dia tak berani menatapku.
“andwae! Kau tau Taemin-ah, kau membuatku kecewa, sedih dan bingung. Apa kau pernah bertanya padaku apa aku suka dan cinta pada Minho? Tidak kan! Kau tak pernah bertanya padaku. Tapi, kau malah merencanakan semua ini. Taemin-ah! aku.. aku…. Saranghae Taemin-ah!” aku mengatakannya. Akhirnya aku mengatakannya juga! Jantungku berdegup sangat kencang. Aku benar-benar takut akan jawaban atau perkataan yang keluar dari mulut Taemin.
Taemin mengangkat wajahnya dan akhirnya menoleh padaku. Ia terlihat sangat kaget dan shock. Apakah pernyataanku itu membuatnya marah? Aku benar-benar kehilangan akal sehatku ini.
“aku tak peduli lagi. Aku tak peduli kalau kau akan marah padaku. Mian kalau mungkin aku membuatmu marah. Tapi, aku sudah tak tahan lagi! Aku tak tahan lagi memendam perasaanku padamu ini. Aku tak ta…” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, taemin sudah menarikku dalam pelukannya. Pipiku terasa panas, pasti wajahku sudah merah merona karna malu. Aku bisa merasakan hangat pelukannya. Samar-samar aku bisa mendengar suara detak jantungnya, cukup cepat.
“na do.. saranghae Min Ji-ah.. Mianhe, aku tidak mengerti perasaanmu. Jeongmal Mianhe.” Glekk! Jantungku makin berdegup kencang. Wajahku juga pasti sangat merah saat ini. Taemin bilang apa tadi? Aku benar-benar tak percaya. Taemin semakin mengeratkan pelukkannya. Aku merasa hangat dalam pelukkannya ini. aku juga bisa merasakan ketulusan dan kelembutannya. Pelan-pelan dia melepaskan pelukannya ini, walaupun sebenarnya aku tidak ingin melepaskannya.
“Mianhe Min Ji-ah. Aku terlalu takut untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Mianhe karna aku tidak memikirkan perasaanmu. Mianhe, aku benar-benar tidak tau kalau kau memiliki perasaan terhadapku. Jeongmal mianhe” katanya sambil menundukkan kepalanya, tak berani menatap mataku.
“gwenchana Taemin-ah. Aku mengerti apa yang kau rasakan. Karna, aku juga merasakan hal yang sama. Na do mianhe.” Kataku sambil memegang pipinya dan mengangkat wajahnya agar dapat melihatku.
Kini kami berdua saling bertatapan. Jantungku semakin berdegup kencang. Belum pernah aku mengalami hal semacam ini sebelumnya. Aku benar-benar tidak ada pengalaman sama sekali.
“saranghae Min Ji-ah. Maukah kau menjadi yeojachinguku?” kata Taemin akhirnya. Kalimat itu keluar dari mulutnya sendiri. Kalimat yang benar-benar aku ingin dengar dari Taemin sendiri. Dan kini dia mengatakannya, tepat di hadapanku sambil menatap kedua mataku lembut. Aku tak sanggup menahan air mataku. Air mata haru dan bahagia ini menetes begitu saja dari mataku. Aku tidak menjawab apa-apa, tapi aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban atas pertanyaannya itu.
Aku melihat Taemin tak berkata apa-apa juga, tapi ia tersenyum. Senyum manis yang sangat ingin kulihat.
Taemin kembali menarikku dalam pelukannya. Aku membalas pelukan itu. Aku benar-benar bahagia hari ini.
“jeongmal saranghae Min Ji-ah” kata Taemin sambil mencium puncak kepalaku.
“na do saranghae Taemin-ah” kataku dalam pelukkannya.
“ah, Minho-ah!” teriakku seketika aku melihat sosok Minho yang tadi kutinggalkan sendiri di restaurant. Aku melepaskan pelukan taemin dan menarik tangannya agar menuju ke tempat Minho sedang berdiri sekarang. Pasti dia melihat seluruh kejadianku dan Taemin tadi. Aku benar-benar tak enak hati padanya. Aku benar-benar jahat karna telah melukai hati namja sebaik Minho.
“Minho-ah, jeongmal mianhe” kataku sambil membungkukkan badanku. Aku benar-benar merasa bersalah padanya.
“na do, mianhe Minho-ah” kata Taemin di sebelahku, ia juga membungkukkan badannya pada Minho.
“aigoo! Apa yang kalian berdua lakukan! Tak perlu seperti ini. aigo aigo! Aku cukup bahagia kok, walaupun ada sedikit rasa sakit di hatiku. Aku sangat bahagia, kalau kalian berdua bisa bahagia karna diriku.” Kata Minho sambil mengembangkan senyumnya dan menyuruh Taemin dan aku untuk tidak membungkuk lagi. Walaupun ia menunjukkan senyumnya itu padaku, tapi aku masih merasa tak enak hati padanya.
“jinjja Minho-ah? Mianhe kalau akhirnya akan seperti ini. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu.” Kata Taemin kepada Minho.
“tak usah terlalu kau pikirkan Taemin-ah. Aku sudah tau sejak awal kalau kau mencintai Min Ji. Saat mengantar Min Ji kemari, kau pasti sangat sedih dan kecewa. Dan aku yakin, hal itu menghancurkan mood mu tadi. Benar kan Taemin-ah? Cintamu pada Min ji itu sangat tulus dan murni. Aku yakin, kau orang yang paling cocok dengannya. Jadi, jagalah Min Ji dengan baik! Arra?” Kata Minho pada Taemin. Jadi, Taemin tidak mood tadi itu bukan karena eommanya memarahinya, tapi karna hal ini?
Aku menoleh pada Taemin. Dia tidak menjawab perkataan Minho itu, tapi dia hanya tersenyum dan tertawa kecil. Senyum dan tawa kecil itu sudah menjadi jawaban kalau hal yang dikatakan Minho itu benar.
“ne! arraseo! Baiklah, sekarang aku traktir kalian semua jus strawberry di sana! Kajja!” kata Taemin sambil merangkulku dengan tangan kanannya dan menarik tangan Minho dengan tangan kirinya menuju sebuah kedai jus yang tak jauh dari tempat kami berdiri.
Ternyata seperti ini rasanya cinta. Asam dan manis membaur bersama dalam suka duka perjalanan cinta, seperti rasa strawberry yang membekas di lidah. Cinta yang tulus dari Taemin akan kujaga selalu menemani hari-hariku. Saranghae Lee Taemin.
-the end-
gimana fanfic nya chingudeul? rada aneh ya ceritanya? hehe ._.v
maklum, author baru belajar soalnya. x)
kasi comment yaa :D
jangan jadi silent readers ya :(
comment & kritik kalian bakal aku trima kok, apa aja deh. biar aku bisa bikin yg lbih baik lagi :)
gomawo ^^